Maha Suci Engkau ya Rabb… yang telah menciptakan jiwa-jiwa yang tak pernah buta akan kebenaran.
‘demi matahari dan sinarnya dipagi hari, demi bulan apabila ia mengiringi, demi siang apabila ia menampakkan diri, demi malam apabila ia menutupi, demi langit dan seluruh binaannya, demi bumi dan seluruh hamparannya, demi jiwa dan seluruh penyempurnaannya, Allah mengilhamkan sukma kebaikan dan keburukan, beruntunglah bagi orang yang mensucikannya dan merugilah bagi yang mengotorinya’.
Shalawat yang tak pernah henti mari kita lantunkan kepada nabi akhiruzaman, pembawa kebenaran yang menuntun kita untuk mengenal cahaya Allah dan ke Esa-an Allah.
Ya Illahi… ampuni jika diri ini selalu melupakanMu, ampuni diri ini yang tak pernah henti berbuat kesalahan semoga Engkau tetap mengampuni.
Wahai saudaraku…
Damainya surga dan keindahan taman-tamannya, tak satu pun dapat menggambarkannya. Keindahan yang tak ada tandingannya, kedamaian yang tiada bandingannya. Semua itu Allah berikan kepada ummatNya yang senantiasa menjunjung tinggi aturan-aturannya, berpegang teguh akan agamaNya, dan senantiasa mencari penerang cahayaNya untuk menerangi langkah hidupnya. Tidakkah kita ingin untuk berada di sana? Tidakkah kita ingin duduk-duduk diberandanya menikmati sejuk dan damai alamnya? Semua pasti menginginkannya.
Wahai saudaraku…
Perjuangan untuk menggapai surga itu tidaklah mudah, banyak tantangan, jalan menujunya seolah jalan yang terjal berliku, menanjak, penuh onak dan duri disetiap kaki kita melangkah di jalannya. Namun semua itu bisa dijalani dan dilewati ketika ada Allah di hati. Memang tak mudah! Namun pasti bisa didapat asalkan kita mampu menyusuri jalan-jalan itu dengan kesabaran, ketabahan, keikhlasan, kejujuran, kebersihan hati dan perjuangan yang semua itu dibalut dengan keimanan yang sempurna.
Keimanan yang sempurna sungguh merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap insan yang menginginkan kenikmatan surgaNya, namun sejauh manakah keimanan kita? Mari kita raba diri. Mari kita bertanya pada hati nurani kita. Jika kita ingin mengetahui sejauh mana kedudukan Allah di dalam hati kita, tanyakan pada hatimu. Karena dari situlah kita mengetahui kedudukan kita di mata Allah, jangan sampai kita mengucapkan Allahu akbar, namun di hati kita masih ada yang lebih besar dan lebih kau agungkan daripadaNya.
Saudaraku…
Kebersihan hati dan kedudukan kita di mata Allah, jika kita lihat bukankah kedua hal itu saling berkaitan erat dan berbanding lurus? Mari kita ingat kembali ayat-ayat Allah yang menyebutkan tentang kebersihan jiwa dan keimanan itu! Salah satunya:
‘sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah ketika disebutkan nama Allah maka bergetarlah hatinya dan apabila diperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaanNya bertambahlah keimanannya dan hanya kepada Tuhan-nyalah mereka berserah’.
Kebersihan hati dan ketajaman pandangannya akan selalu membawa kita kepada hal yang positif, kepada hal-hal yang membuat hati dan jiwa ini tenang. Apapun yang ada dihadapan, kita sikapi dengan baik dan positif. Karena sesungguhnya apa yang kita keluarkan dari diri kita baik itu perbuatan dan perkataan adalah cerminan dari kebersihan hati dan kedekatan diri kita kepada Allah. Bukankah begitu wahai saudaraku?
Segala sesuatu yang positif yang kita berikan, insyaallah akan memberikan efek/timbal balik yang positif pula pada diri kita. Dan ketika kita cermati dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasakan hal itu. Ketika orang lain berbuat baik kepada kita, kita pun akan memberikan respon yang baik pula terhadap saudara kita itu. Maha Suci Allah… tiada satupun yang tersia, bahwa apa yang kita dapatkan adalah apa yang kita berikan.
Penyikapan dalam segala hal, sikap positiflah yang senantiasa harus kita berikan. Semua itu berawal dari sejauh mana kedekatan kita kepada Allah. Dengan hal itu kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang selalu dirindukan, pribadi-pribadi yang selalu dinantikan, pribadi yang dicintai karena apa yang dia berikan adalah semua hal yang baik yang telah Allah tanamkan dalam hatinya. Selalu ada cinta, selalu ada rindu dan selalu ada rasa sayang dalam dirinya dan itulah hal yang dia berikan kepada apapun yang ada di dalam kehidupannya.
Wahai saudaraku…
Tautan hati kita kepada Allah dan kedekatan kita kepadaNya memberikan efek yang luarbiasa. Begitu pula sebaliknya, ketika tautan hati kita kepada Allah terputus dan kita jauh dari aturan-aturanNya, maka kitapun akan mendapatkan sesuatu yang sama pula. Oleh karena hal itu Allah tidak akan menjadikan diri kita menjadi pribadi-pribadi yang dicintai, tidak akan menjadi pribadi-pribadi yang dirindukan, dan tidak akan menjadi pribadi-pribadi yang mendapatkan kasih sayang dalam kehidupan kita.
Maha Suci Allah yang telah menciptakan jiwa-jiwa kita dengan kesempurnaannya, beruntunglah bagi yang membersihkannya dan merugilah bagi yang mengotorinya.
‘barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menolak karena Allah, maka sempurnalah imannya’. (HR. Abu dawud)
Saudaraku…
Semoga hati-hati kita tetap terpaut dan terjaga oleh persaudaraan karena Allah. Sebuah rasa cinta yang Allah berikan kepada hati-hati kita akan memberikan kedamaian yang tiada tara saat itu kita tempatkan dan kita berikan kepada setiap apa yang ada dikehidupan kita. Karena ketika Allah mencintai salah satu hambanya, maka semua makhluk, langit dan bumi beserta isinya pun akan turut mencintainya. Oleh karena itu mari kita rajut kembali benang ukhuwah yang terserak, kita berikan satu pencerahan sebagai awal menapaki kehidupan ke depannya.
Saudaraku…
Mengapa harus ada cinta?
Saudaraku…
Mengapa harus ada hati?
Saudaraku…
Mengapa harus ada diri?
Saudaraku…
Mengapa harus ada kedekatan kepada Allah?
Saudaraku…
Mengapa harus ada pribadi yang penuh cinta?
Saudaraku…
Mengapa harus ada tautan hati?
Saudaraku…
Mengapa harus ada semuanya?
Ya! Karena kita semua adalah orang yang mendambakan surga dengan kita berusaha menjadi pribadi-pribadi yang tak lepas tautan kita kepada Allah dalam hati kita dan kita harus menjaga apa yang ada pada diri kita, menjaga apa yang ada pada diri orang-orang di sekitar kita dengan hiasan cinta dan balutan iman kepadaNya.
Saudaraku…
Maafkan bila diri ini memberikan satu ruang hati yang membuat cinta itu hilang, maafkan jika diri ini tak menunaikan kewajiban dan hak sebagai seorang saudara.
Tak ada surga, tak ada cinta, tak ada hati, tak ada saudara, tak ada ukhuwah, tak ada kedamaian, bila di antara sesama kita hanyalah mengedepankan pikiran negatif, yang ada hanyalah neraka, benci, hawa nafsu, permusuhan, gunjingan, dsb. Sungguh jauh dari aturan-aturan Allah wahai saudaraku…
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. (Al-Hujurat:12)
Sahabat Ibnu Umar ra berkata: Rasulullah saw pada suatu ketika naik mimbar, lalu dengan suara lantang beliau memanggil: "Wahai orang yang beriman hanya dengan lisan, dan perkataan iman itu tidak sampai di hati, janganlah kamu menyakiti kaum muslimin dan jangan pula membuka rahasia mereka. Barangsiapa membuka rahasia sesama muslim, maka Allah akan membuka rahasia dirinya. Dan barangsiapa suka membuka rahasia orang lain, pasti rahasia dirinya akan terbuka dengan lebih keji sekalipun rahasia itu berada di dalam perut binatang kendaraannya." (HR. Tirmidzi).
Ibnu Umar ra berkata: Aku telah mendengar Rasulullah saw telah bersabda: "Barangsiapa terlepas dari syafaat lantaran melanggar hukum Allah, maka Allah sangat membencinya, Barangsiapa berbantah dalam perkara batil sedangkan dia tahu kalau hal itu batil, maka dia akan selalu berada dalam kemurkaan Allah sehingga dia lari dari kebatilan tersebut. Dan barangsiapa menggunjing seorang mukmin dengan tanpa adanya bukti, maka Allah akan menempatkannya dalam kehinaan sehingga dia mengakhiri pergunjingan itu." (HR. Abu Dawud).
Wahai saudaraku…
Diri kita jauh dari kesempurnaan. Baik itu kesempurnaan beribadah, bermuamalah, berkata, berbuat, dsb. Namun kita masih punya keyakinan bahwa Allah senantiasa mengerti apa yang ada pada hati-hati kita. Maka dari itu hadirkan kembali cintaNya dalam setiap kehidupan kita agar kita dapat menjalani hidup ini tanpa ada rasa benci, dengki, dsb. Dan yang ada hanyalah kedamaian dan keindahan dalam menjalani kehidupan.
Wahai saudaraku…
Walau terkadang, realita tidak sesuai idealita membuat kita ingin berontak, dan terkadang memaksakan apa yang kita punya dan apa yang kita pahami untuk kita berikan ke orang lain agar sesuai dengan keinginan kita. Sungguh tidaklah bijak!
Wahai saudaraku…
Setiap pribadi kita mempunyai kekurangan dan kelebihan, yang semua itu tidak bisa kita pungkiri. Menerima kekurangan diri dan senantiasa memperbaikinya itulah jalan kita untuk menjadi pribadi yang bijak. Menerima kelebihan dan kekurangan orang lain itulah salah satu jalan untuk kita bisa dicintai karena kita telah bijak dalam menyikapi hati.
Wahai saudaraku…
Mari kita berpikir sejenak… apa yang sebenarnya kita cari?
Apa yang sebenarnya kita tuju?
Apa yang sebenarnya telah kita beri?
Apa yang sebenarnya telah kita dapat?
Apa yang selama ini kita perbuat?
Apa yang selama ini telah kita goreskan?
Apa yang selama ini yang telah kita katakan?
Cukup hati-hati kita yang tahu. Namun yakinlah… bahwa segala sesuatu yang kita cari selalu ada campur tangan Allah. Segala sesuatu yang kita tuju selalu melibatkan keinginan-keinginan kita, idealism kita, walaupun terkadang apa yang kita dapatkan tidak sesuai dengan apa yang kita berikan. Karena bisa jadi semua itu erat kaitannya dengan perbuatan kita yang disadari ataupun tidak kita telah goreskan kebaikan dan keburukan kepada orang lain dengan apa yang telah kita katakan.
Wahai saudaraku…
Mari kita sama-sama memperbaiki diri. Ketika benci itu ada dalam hati kita mari kita ubah menjadi sebuah cinta. Ketika ada kekurangan pada diri kita masing-masing sikapilah dengan baik dan positif. Ketika kurang berkenan di hati, utarakanlah itu dengan baik dan dengan bahasa orang lain dapat menerima itu. Mari berusaha untuk selalu berpikir positif, mari berusaha untuk berikan kesan yang terbaik untuk orang-orang di sekitar kita.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. (Al-Isra:36)
Sahabat Abi Hurairah ra berkata, bahwa Nabi saw telah bersabda: "Jauhilah olehmu berprasangka. Sebab prasangka adalah sejelek-jelek perbuatan (pembicaraan). Janganlah kamu saling mencari-cari kejelekan dan kesalahan orang lain, Janganlah saling menghina, janganlah saling dengki mendengki, Janganlah saling jauh menjauhi, dan Janganlah saling mengumbar emosi. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara." (HR. Bukhari)
Bagaimana Allah akan memberikan cintaNya kepada kita ketika masih ada dengki, hasud, iri, prasangka, dan berbagai penyakit hati lainnya?
dan adakah jalan menuju kenikmatan surga ketika ada di sela-sela hati kita masih ada benang ukhuwah yang masih belum rapih?
Dan bagaimana bisa orang lain akan mencintai kita jika setiap hal pada diri orang lain kita sikapi dengan negatif?
Dan adakah jalan untuk dirindukan serta disayangi jika kita tutup hati kita dengan mengedapankan prasangka kurang baik?
Dan adakah kemuliaan di sisi Allah ketika kita memberikan kehinaan kepada orang lain?
Dan adakah kebaikan dalam buku catatan amal kita jika kita mengumbarkan keburukan orang lain?
Wahai saudaraku… mari kita renungkan semua itu…
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui”(An Nur : 19)
Jika waktu yang telah kita lalui terkadang kita masih berakhlaq kurang terpuji, maka mulai dari detik ini pula kita berusaha untuk memperbaikinya. Mari bersama-sama berusaha untuk menjadi teladan yang baik dalam lingkungan kita. Tunjukkan bahwa akhlaq seorang muslim adalah akhlaq yang terpuji selalu ada cinta, prasangka baik, kasih sayang dan kedamaian. Sehingga siapapun yang melihat pribadi-pribadi kita, mereka akan menjadi menyukai ajaran Allah dan mencintai Allah dengan cinta yang sebenar-benarnya.
“pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yag setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allah-lah yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesutatu menurut hakikat yang sebenarnya).”(An Nur :24-25)
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semuanya, memberikan keberkahan yang luarbiasa di bumi peradaban ini untuk kita menuai kenikmatan surga di akhirat nanti.
Maafkan jika diri ini jauh dari kesempurnaan.
Sahabat Ahi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tamu, Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah menyambung tali persaudaraan. Dan barangsiapa beriman kepada Allah, dan hari akhir, hendaklah berbicara yang baik atau berdiam diri." (HR. Bukhari dan Muslim).
Wallahu’alam bishowab… moga kita bisa menjadi pribadi yang dicintai.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisahini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak, aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping ku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaanny menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA
Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah danbekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya duit" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM
Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi sepertiini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.
Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya